Saat jemari menukilkan kata,
Menuruti ilham yang ingin berbicara;
Buat hambaNya; yang tiada ta'rufnya
Buat insan; yang masih belum kutemu namanya
Saat ini tidaklah aku tahu,
Siapa hambaNya yang sedang aku tumpu;
Namun izinkan aku untuk terus berpuisi,
Walau mata tidak nampak siapa hambaNya itu,
Walau hati tidak pernah tahu; untuk siapa puisi dituju
Dengarkanlah,
Kata bicara dariku;
Yang juga seorang hambaNya sepertimu
Puisi ini tentang kasih, tentang jiwa,
Tentang kurniaanNya yang hadir sebagai cinta,
Dan itu; adalah sebagai satu fitrah
Kerana tiada upaya untuk aku menolak satu anugerah,
hambaNya ini;
Tidak sekuat Siti Khadijah,
Yang dikurniakan Ilahi, cinta untuk melamar kasih Muhammad
Tidak semulia Fatimah,
Yang akhirnya ditemukan Ali; yang selama ini hadir dalam perasaan
hambaNya ini;
Bukan seorang ustazah,
Yang mengimpikan lafaz akad dari sang ustaz
Bukan si solehah,
Yang mendambakan kasih cinta si soleh
Bukan si Qariah,
Yang kepingin mendengar alunan ayat cintaNya dari seorang Qari
Namun hakikat yang nyata,
Yang amat ku pasti;
aku adalah seorang hambaNya,
Yang sedang berjuang dalam pencarian nurNya,
Yang sedang ketakutan, untuk dihadapkan bersama narNya
aku adalah hambaNya,
Yang masih mencari segenap cahaya,
Buat menemani kembara menuju syurgaNya,
dan aku adalah hambaNya,
Yang hanya mampu berpegang pada sebuah pengharapan,
Agar nanti bertemu;
hambaNya yang turut sama bersamaku dalam perjuangan,
yang akan setia bersamaNya dalam pencarian cahaya kebahagiaan
dan, aku hanyalah seorang hambaNya;
yang merindu kasih dan cinta dari Tuhan.
No comments:
Post a Comment